DAMARANA

DAMARANA


Lantas mengapa ku harus menaruh hati 🎶

Padahal kau telah mengikat janji 🎶

" Kringggg!!!!" Suara handphone arsen berbunyi keras disaat ia sedang tertidur pulas sambil mendengarkan musik.

Arsen bangun dari tidurnya dan melihat handphonenya dan ternyata itu telepon dari rara teman sekelasnya.

" Halo Ra, ada apa ?" jawab arsen.

" Sen, hari ini jadi ngerjain tugas bareng kan" jawab Rara.

" Subhanallah Ra, iya, lagian ini masih pagi banget Ra, kan kita ngerjainnya nanti siang" jawab arsen sambil menguap.

" Iya maaf telepon pagi banget, soalnya excited banget hari ini dan aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Jawab Rara.

" Mau ngomong apa Ra ? " Tanya arsen dengan wajah penasaran.

" Udah nanti aja" sahut Rara.

" Yaudah deh, iya" jawab arsen sambil siap siap tidur lagi.

" Oke bye , sampai ketemu nanti dan jangan telat!!". Jawab Rara sambil menutup telepon.

" Iya Ra, iya" jawab arsen sambil mematikan telepon dan melanjutkan tidurnya.

Arsen melanjutkan tidurnya dan ia bangun pada jam 09.00 tepat satu jam sebelum ia dan Rara mengerjakan tugas bersama. Ia pun segera bersiap-siap. Dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. ia lumayan terkejut mendengar suaranya dan ternyata itu suara kakaknya, Bagas. Ia pun bergegas membukakan pintu kamarnya.

" Sen, kamu mau kemana hari ini ? Kok jam segini udah rapi aja" tanya kak Bagas sambil heran melihat adiknya yang sudah rapi.

" Aku mau ngerjain tugas sama Rara kak dirumahnya " jawab arsen.

" Oh, Rara temen sekelasmu itu ?" Tanya kak Bagas.

" Iya kak " jawab arsen.

" Oh oke, aku mau bilang kalau kakak hari ini pulang lumayan malam, karena hari ini Kakak ada meeting sama panitia kampus buat persiapan acara ulang tahun kampus bulan depan." Sahut kak Bagas.

" Jangan bilang kak Bagas jadi ketua panitia lagi ?" Tanya arsen.

" Hmm, iya kakak ditunjuk jadi ketua panitia lagi tahun ini" jawab kak Bagas.

" Subhanallah, nggak capek kak, jadi ketua panitia kan berat banget, walaupun bakal dapet previllege yang banyak salah satunya jadi famous tapi tugas itu Lo yang menguras tenaga dan pikiran banget" jawab arsen sambil terheran dengan kakaknya.

" Iya emang capek sih, tapi kakak suka dengan ikut serta dalam event kek gini, sekalian cari pasangan juga sih di kampus, siapa tau ada yang cocok" jawab kak Bagas sambil bergurau.

" Udah famous, pinter, ketua panitia, tapi gapunya pasangan, waduh gawat darurat!, hahaha" jawab arsen sambil meledek kakaknya.

" Emang kamu udah punya ?" Tanya kak Bagas sambil kesal dengan arsen.

" Belum sih" jawab arsen sambil malu-malu.

" Hahaha, yaudah kita sama saja " jawab kak Bagas sambil meledek balik arsen.

" Yaudah aku berangkat dulu ya kak, assalamualaikum " sahut arsen sambil keluar kamar dan berpamitan dengan kakaknya.

" Waalaikumsalam, hati-hati sen " jawab kak Bagas. 

Arsen pun berangkat dengan menggunakan motornya ke rumah Rara. Setelah sampai di depan rumah Rara. Arsen disambut oleh orang tua Rara yang kebetulan sedang ada dirumah. Arsen memang cukup akrab dengan orang tua Rara mengingat arsen dan Rara sudah berteman sejak duduk di bangku smp. Berteman, bertengkar, baper berakhir friendzone sudah dihadapi oleh mereka seiring berjalannya waktu. Tapi dari dulu sampai sekarang hubungan mereka tidak berubah sedikit pun walau dihalau banyak rintangan. arsen pun dipersilahkan masuk oleh orang tua Rara ke dalam rumah. Di dalam rumah, Rara sudah menunggu dengan wajah kesal. Arsen bingung kenapa Rara berwajah kesal hari ini.

" Ini jam berapa arsen!!!!!" Sahut Rara sambil marah-marah.

" Jam 10, kita janjian jam 10 kan" jawab arsen sambil kebingungan.

" Kan aku udah Bilang kemarin KALAU jam 10 itu aku ada janji sama temenku mau hang out akhirnya aku minta kita mulai ngerjain jam 9 aja dan kamu sekarang datang jam 10, sedangkan aku udah nunggu kamu udah satu jam disini." Jawab Rara sambil marah dan kesal ke arsen.

" Ya Allah Ra, aku lupa kalau kita jadi ngerjain tugas jam 9 aku kira kita jam 10 baru mulai ngerjain. Aku minta maaf raa" jawab arsen sambil meminta maaf ke Rara.

" Yaudah gapapa, ayok kita mulai aja ngerjain tugasnya!" Jawab Rara walaupun masih sedikit kesal dengan arsen.

" Oke siap Ra " jawab arsen.

Mereka pun mengerjakan tugas bersama sampai tidak terasa kalau adzan dhuhur sudah berbunyi dan arsen pun meminta izin untuk melaksanakan ibadah terlebih dahulu. Setelah selesai ibadah saat arsen kembali ke ruang dimana mereka mengerjakan tugas bersama tiba tiba ada sebuah bunga mawar berwarna merah ada diatas meja belajar mereka. arsen pun terheran kenapa ada bunga mawar diatas mejanya dan Rara juga tidak ada di ruangan itu. Lalu kemana kah Rara ?. 

" Sen, aku mau ngomong sama kamu " suara Rara dari belakang arsen.

Arsen pun terkejut melihat Rara di belakangnya.

" Astaghfirullah, kenapa kamu bisa ada di belakang ku Ra, terkejut aku. " Jawab arsen sambil terkejut melihat Rara dibelakangnya. 

" Maaf, tapi bener mau ngomong sesuatu sama kamu". Jawab Rara.

" Iya mau ngomong apa kok kayaknya penting banget" jawab arsen. 

" Aku mau jadi pacarmu " sahut Rara

Arsen pun terdiam beberapa saat sampai seluruh tubuhnya terasa kaku, aliran darah nya serasa beku mendengar suara Rara.

" Apa Ra ? " Tanya arsen.

" Iya aku mau jadi pacarmu" jawab Rara.

" Serius ? " Tanya arsen dengan wajah masih tidak percaya.

" Iya serius" jawab Rara.

" Alhamdulillah, thank you Rara, akhirnya penantianku selama ini terjawab" sahut arsen dengan wajah gembira.

Arsen memang sudah lama menyimpan rasa kepada temannya itu dari sejak duduk di bangku smp sampai sekarang. Ia pernah mengungkapkan perasaannya kepada Rara tapi waktunya tidak tepat. Rara menolak dengan alasan ia sedang interest with someone. Akhirnya setelah sekian lama Rara mulai bisa menerima arsen lebih dari seorang teman. 

" Tapi, aku mau kamu ngga bilang ini ke siapapun dulu ya, bisa dibilang kita backstreet" sahut Rara.

" Kenapa Ra ?" Tanya arsen.

" Ada deh pokoknya, yang penting kan kita udah pacaran dan ga perlu ada orang lain yang tau tentang hubungan kita" jawab Rara sambil meyakinkan arsen.

" Oke, baiklah Ra " jawab arsen.

Mereka pun melanjutkan kesehariannya sebagai seorang pasangan walaupun tidak ada orang yang tau tentang hubungan mereka. 

Hingga suatu hari kak Bagas menemui arsen yang sedang duduk di bangku perpisahan kampus.

" Sen, kamu pacaran sama temenmu itu?" Tanya kak Bagas.

" Hmm, enggak kak, kata siapa, kita cuma temenan kok" jawab arsen dengan ragu ragu.

" Serius ?" Jawab kak Bagas.

" Iya kak, ada apa kak, kenapa kak Bagas tiba-tiba bertanya itu kepadaku ? " Tanya arsen.

" Hmm, tidak apa-apa cuma bertanya saja, yaudah lanjutin aja baca bukunya, kakak mau ke kelas lagi" sahut kak Bagas.

" Iya kak" jawab arsen.

Arsen bingung kenapa kakaknya menanyakan hal tersebut kepadanya. Padahal biasanya kak Bagas tidak terlalu peduli dengan hubungannya dengan wanita. Tapi, arsen tidak mengambil pusing hal itu, mungkin saja kak Bagas mendengar cerita dari orang lain tentang rumor hubungannya. 

Hubungan arsen dan Rara beriringan dengan berjalannya waktu semakin dekat satu sama lain. Hingga pada saat mereka berada di semester 7, mereka sibuk untuk mengerjakannya skripsi dan ujian-ujian hingga mereka menjadi lebih renggang karena kesibukan masing-masing. Hubungan mereka tidak ada masalah, tetapi hanya tidak sedekat dulu karena mereka sibuk dengan kesibukan masing-masing. Hingga pada suatu malam, mereka berbincang melalui video call. 

" Halo Ra, masih sibuk skripsi ? " Tanya arsen.

" Iya, lagi sibuk skripsi " jawab Rara dengan wajah cuek.

" Kenapa Ra, kok kamu jawabnya gitu ? " Tanya arsen.

" Gapapa, cuma lagi males ngomong aja, udah ya aku mau ngerjain tugas lagi " jawab Rara dengan wajah cuek dan malas berbicara dengan arsen.

" Ra, kamu kenapa, ada masalah ?" Tanya arsen.

" Gaada, lagi males aja ngomong " jawab Rara dengan nada bicara agak tinggi.

" Males, emang aku salah apa Ra ? Kenapa nada bicara mu kek gitu " sahut arsen sambil membentak Rara.

" Sen cukup, udah, gak usah bicara lagi aku udah muak sama ini semua, kita itu pacaran tapi gaada fungsinya sama sekali, chat engga, kabarin keadaan ngga, sebenernya aku kamu anggap nggak sih?" Jawab Rara dengan nada balik membentak.

" Ra, maaf kalau nada bicara ku seperti membentak, tapi kamu tau sendiri kalau kita sama sama sibuk, dan kita harus mengerti satu sama lain " jawab arsen dengan nada lembut.

" Iya maaf emang aku yang salah, udah ya aku mau ngerjain dulu " jawab Rara dengan nada cuek dan sebal dengan arsen.

Pertengkaran itu menjadi awal pertengkaran keduanya. Seiring berjalannya waktu pertengkaran terus terjadi dan perdebatan tidak dapat dicegah. Hubungan mereka semakin renggang dan renggang. Hingga pada saat menjelang wisuda hubungan mereka mulai membaik kembali. Mereka mulai chatting lagi setelah sekian lama.

" Hmm, Ra besok kita wisuda, engga kerasa ya kita cepet banget lulus kuliah" kata arsen.

" Iya sen, engga kerasa ya, akhirnya aku bisa lepas dari stress ujian skripsi ku" jawab Rara.

" Besok aku dengar ada prom night setelah wisuda Ra, kamu mau ikut ?" Tanya arsen.

" Boleh, hm, tapi nanti sebelum prom night bisa jemput aku dan anterin aku bentar ngga ?" Jawab Rara.

" Boleh Ra, kamu mau kemana Ra ?" Tanya arsen.

" Aku mau ke..., Toko boneka" jawab Rara dengan ragu ragu dan terlihat mencurigakan.

" Ngapain ke toko boneka Ra ? " Tanya arsen dengan wajah curiga.

" Hmm, ya mau beli boneka lah, udah gak usah banyak nanya, kamu mau nggak anterin aku ?" Jawab Rara.

" Iya Ra, siap " jawab arsen.

Keesokan harinya mereka melaksanakan wisuda yang dihadiri juga oleh keluarga wisudawan salah satunya orang tua Rara dan kak Bagas. Mereka akhirnya lulus dan kedua mendapatkan nilai yang sama-sama memuaskan. 

Pada malam harinya, seperti yang telah mereka bicarakan di chat beberapa hari yang lalu. Arsen menjemput Rara dirumahnya dengan pakaian rapi berwarna hitam. Ia terlihat sungguh tampan malam ini. Begitu juga dengan Rara, ia mengenakan sebuah gaun yang sangat indah yang juga berwarna hitam. Mereka berangkat pada pukul 19.00. 

Malam yang sepi dan hening seakan berteriak-teriak di telinga arsen jangan pergi dan jangan pergi, arsen kebingungan kenapa ia mempunyai firasat yang buruk hari ini padahal hari ini adalah hari pesta kelulusannya. 

Sampailah mereka di toko boneka. Anehnya di toko itu sangat sepi seakan tidak ada pembeli yang pernah membeli boneka di toko itu. Arsen mulai merasa ada yang aneh dari tempat itu. 

" Ra, bener ini tokonya ?" Tanya arsen dengan wajah heran.

" Iya, ini tokonya, kamu masuk duluan ya, pilihkan aku boneka yang bagus soalnya aku mau ke kamar mandi dulu sebentar." Jawab Rara.

" Hmm, baiklah, cepat kembali ya Ra, soalnya aku kebingungan jika harus mencari boneka sendiri" jawab arsen.

Setelah itu, Arsen masuk ke toko dan melihat Boneka di dalam toko itu. Ia merasakan keanehan lagi, jika biasanya toko boneka memiliki kesan menyenangkan dan menarik berbeda dengan toko ini yang terkesan menakutkan dan tidak menarik karena hampir seluruh bagian toko berwarna hitam dan merah. Boneka yang dijual disini pun seperti boneka-boneka lama yang tidak terpakai. 

Saat arsen melihat lihat boneka itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar toko yang terdengar seperti suara Rara.

" Aaaaaaaa, tolong akuuuuu, arsennnnn" suara teriakan itu.

Arsen pun terkejut dan bergegas menuju keluar dari toko dan terkejut ia melihat sebuah bunga mawar berwarna merah diatas mobilnya. Saat ia mendekati bunga mawar tersebut, terkejut lah dia, ia sadar warna dari bunga mawar itu tidak merah melainkan putih, bunga itu berwarna merah karena terkena darah. 

Arsen mulai merasa ketakutan dan panik karena Rara juga tak ujung kembali. Ia yakin kalau suara teriakan yang didengarnya tadi adalah suara Rara. 

Saat arsen melihat keadaan sekitar dan mencari keberadaan Rara. Ia mendengar suara wanita yang memanggil namanya, wanita itu tepat berada dibelakangnya.

" Arsen, kamu mencariku ? " Suara wanita itu.

" Rara, dari mana kamu Ra, aku khawatir sama kamu" jawab arsen.

Ternyata wanita itu adalah Rara. Tapi ada sesuatu yang sangat aneh dan menakutkan hal ini membuat arsen merinding ketakutan. 

" Ra, kenapa ada noda warna merah di gaun mu itu, noda apa itu Ra ?" Tanya arsen dengan ketakutan.

" Ini, ini noda darah, haha" jawab Rara dengan tertawa kecil.

" Ra, kamu kenapa, ngomong Ra" tanya arsen yang berusaha menjauh dari Rara.

" Kamu mau tau kenapa ?" Tanya Rara.

" Ini semua karena kamu sen " jawab Rara.

" Ha, aku kenapa Ra, aku tidak merasa melakukan apa-apa Ra" tanya arsen.

" Sebenarnya, aku tidak pernah jatuh cinta kepadamu sen, aku jatuh cinta kepada orang lain, tapi aku tak bisa menjalani hubungan dengannya karenamu" kata Rara dengan nada suara keras.

" Apa maksudmu Ra, dan kenapa karena aku Ra ? Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan" tanya arsen dengan wajah kebingungan.

" Orang tua ku hanya merestui hubungan denganmu saja sen tidak dengan orang lain. Mereka ingin aku hanya menikah denganmu. Hal itu yang membuat hubungan yang aku impikan tidak terjadi sen, jika saja tidak ada kamu di hidupku pasti ini tidak akan terjadi. Dan kamu harus tahu orang yang seharusnya menjalani hubungan denganku tapi gagal karenamu sen" jawab Rara.

Rara menunjuk orang dibelakang arsen. Disaat berbalik badan, arsen sangat terkejut dan tidak percaya akan hal ini. Seluruh tubuh arsen serasa beku. Arsen serasa seperti mayat hidup, tubuhnya dingin dan tidak dapat merasakan apapun.

" Kak Bagas, tidak mungkin kak, tidak mungkin, kenapa kakak tidak pernah bicara ini kepadaku kak ?" Kata arsen dengan menangis dan tidak percaya atas hal yang terjadi.

" Kakak tidak mungkin berbicara ini kepadamu, karena kakak tidak mau menyakiti perasaanmu sen, tapi kakak tidak ingin Rara menikah dengan pria bukan pilihannya dan secara terpaksa " jawab kak Bagas.

Ternyata orang itu adalah kak Bagas. Kak Bagas ternyata sudah memendam hubungan percintaannya dengan Rara sudah cukup lama bahkan saat arsen dan Rara belum berpacaran. Sayang kisah cinta mereka terhalang oleh restu orang tua Rara. Bahkan kak Bagas sudah diancam berkali-kali oleh orang tua Rara. Jika dia tidak menjauhi Rara, orang tuanya akan menyuruh preman untuk membunuhnya secara diam-diam. Walaupun hidup kak Bagas terancam tetapi ia bisa melewati seluruh ancaman yang diberikan orang tua Rara kepadanya walaupun terkadang ia harus terluka baik secara fisik maupun mental. Hidupnya serasa tidak tenang.

" Bagas, lakukan sekarang, kamu tidak ingin aku tersiksa seumur hidupku karena menikah dengan adikmu kan." Kata Rara sambil memberikan kepada kak Bagas sebuah pisau.

" Tidak Ra, pasti ada cara lain untuk menghentikan ini, aku tidak akan melakukan ini kepada adikku Ra" jawab kak Bagas.

Disisi lain arsen sudah serasa mati rasa. Seluruh pikirannya seakan kosong. Dihadapannya ada sebuah rahasia yang besar yang dia tidak ketahui sejak lama.

" Baiklah, kalau kamu tidak mau melakukan ini, aku yang akan melakukan ini sendiri ke diri ku sendiri, aku tidak akan hidup dengan Jika harus menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai" kata Rara.

" Ra, hentikan Ra, jangan lakukan itu" jawab kak Bagas sambil mengambil paksa pisau itu dari tangan Rara.

Kak Bagas bingung, ada harapan hidup Rara yang dipertaruhkan dan disisi lain nyawa adiknya yang dipertaruhkan. Ia tidak tahu harus memilih melakukan apa. Jika dia diam saja dia akan kehilangan keduanya. 

Kak Bagas mendekati arsen dengan masih memegang pisau ditangannya. Di tempat itu serasa mencekam, tidak ada satu orang lain pun di tempat itu. 

Disisi lain arsen tidak sadar kakaknya mendekatinya dengan membawa sebuah pisau. Ia seperti pasrah dan tidak akan melakukan apapun.

" Maafkan Kakak sen" suara kak Bagas dari belakang arsen sambil menusukkan pisau itu ke punggung arsen.

"Arghh, kak Bagas" suara arsen yang kesakitan dan badannya yang mulai melemah mulai mengeluarkan darah dan akhirnya terjatuh ke tanah.

Pisau itu pas mengenai punggung arsen. Arsen mengeluarkan banyak darah bahkan yang sebelumnya ia mengenakan kemeja putih, sekarang kemeja itu sudah berganti warna menjadi merah darah.

" Maafkan Kakak sen, kakak sangat menyesal melakukan ini, Kakak akan menanggung hukuman dari apa yang kakak lakukan ini" kata kak Bagas dengan menangis diatas tubuh adiknya.

" Maafkan aku sen, bukan niat ku untuk berbuat ini kepadamu, tapi cintaku tidak bisa dihalangi oleh apapun entah itu adalah orang terdekat ku, aku harap kamu akan bahagia suatu saat nanti sen" kata Rara dengan menangis juga melihat keadaan arsen.

" Kak, Ra, arsen minta maaf jika menjadi penghalang dalam hubungan kalian, bukan itu yang arsen mau, mungkin ini yang terbaik untuk arsen, tolong ikhlas arsen, dan terimakasih kak, selama ini sudah menjadi kakak yang baik untuk arsen" kata arsen dengan nada tersendat sendat karena tubuhnya mulai melemah, karena ia mengeluarkan darah yang cukup banyak.

" Kakak harus tau kalau Arsen sayang kak Bagas, terimakasih kak" kata terakhir arsen.

Tubuh Arsen melemah, Nafas arsen mulai tersendat-sendat, jantung arsen melemah hingga akhirnya berhenti. Arsen menghembuskan nafas terakhirnya ditempat itu juga. Kak Bagas sangat menyesal karena apa yang dibuatnya saat ini hingga merenggut nyawa adiknya.

Hidup arsen ternyata harus berakhir ditangan kakaknya karena perselisihan cinta. Mereka menyukai orang yang sama walaupun akhirnya salah satu dari mereka harus merenggang nyawanya. 

Cinta mungkin harus diperjuangkan, tapi jika cinta sudah berhubungan dengan nyawa seseorang dan bahkan harus menghilangkan nyawa seseorang. Itu bukan bentuk memperjuangkan cinta tetapi menghilangkan makna cinta itu sendiri. Pembunuhan itu hal yang sangat salah walaupun dilandasi dengan cinta, karena cinta tidak untuk membunuh tapi untuk melindungi, menjaga, dan menyayangi satu sama lain.

Dama yang berarti ikatan cinta kasih dan rana yang berarti sesuatu yang indah, oleh karena itu DAMARANA berarti ikatan cinta kasih seharusnya menjadi sesuatu yang indah dan cantik jika dilihat, bukan menjadi permasalahan dan menjadi akar dari sebuah perselisihan.














Comments